HukumTajwid Surat Ali imran ayat 21 – Mempelajari semua hukum tajwid butuh proses yang tidak terlalu lama. Tapi hal itu terkait dari ketekunan serta kapabilitas menyadari dalam mempelajari ilmu tajwid. Trik mustajab buat belajar tajwid yaitu dengan menelaah ayat-ayat di Al-Qur’an untuk dicari hukum tajwid yang tersirat di setiap huruf dan harokat yang ada.
Apasaja yang dipelajari dalam disiplin ilmu komputer dan bagaimana peluang kerjanya di indonesia. Pelajari program apa yang bisa kamu tekuni di bidang ini dan lowongan karir yang tersedia. Ilmu Islam Yang Wajib Dipelajari. Belajar Juli 25, 2022. Pengaruh Hp Terhadap Prestasi Belajar. Kategori.
Beberapawaktu lalu belfot nyangkut ke sebuah blog dan menemukan artikel ini.Ditulis oleh fotografer dan pengajar workshop street photography, Eric Kim. Artikelnya mengenai 100 tips fotografi yang sedikit banyak akan berguna. Mungkin ada satu, dua atau beberapa poin yang secara pribadi kita tidak setuju, namun mayoritas tips ini bagus. Dan ingat,
cash. - Ilmu Komunikasi menjadi salah satu program studi prodi terfavorit calon mahasiswa baru dari masa ke masa. Hal itu diakui oleh Ketua Pelaksana Eksekutif Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi LTMPT, Budi Prasetyo Widyobroto. Ia mengatakan, tahun ini tren program studi prodi favorit yang menjadi pilihan calon mahasiswa di Indonesia belum bergeser dari tahun-tahun sebelumnya. Ilmu Komunikasi adalah induk dari ilmu turunannya yang lain seperti Jurnalistik, Penyiaran, Hubungan Masyarakat Public Relation, Komunikasi Pemasaran, Desain Komunikasi Visual, Periklanan Adveritising, Performing Arts Communication, dan lain-lain. Baca juga 11 Prodi Favorit Calon Mahasiswa Baru di Indonesia dari Tahun ke Tahun Pada program studi Ilmu Komunikasi, kamu akan diajarkan tentang bagaimana proses penyampaian pesan agar menjadi efektif dan dapat mencapai sasaran yang dituju. Lalu apa saja sih kemampuan-kemampuan yang dipelajari di prodi Ilmu Komunikasi? Berikut rangkum dari bila kamu berencana memilih prodi Ilmu Komunikasi untuk kuliah. 1. Public Speaking Di Ilmu Komunikasi, public speakung merupakan salah satu kemampuan dasar yang wajib dipelajari oleh Speaking merupakan kemampuan untuk menyampaikan pesan yang efisien dengan baik sehingga pendengar dapat memahami perkataan yang diucapkan. Public speaking juga tak hanya sekedar berbicara, melainkan juga belajar tentang gestur tubuh. 2. Marketing Kamy merasa punya kemampuan memasarkan sebuah produk, tetapi ingin kuliah di prodi Ilmu Komunikasi? Kamu tetap bisa lho mengembangkan kemampuan marketingmu di prodi Ilmu Komunikasi. Baca juga Biaya Kuliah Jurusan Ilmu Komunikasi Terakreditasi A di 5 Kampus Swasta Indonesia Di prodi Ilmu Komunikasi, kamu bisa belajar tentang kemampuan penjualan secara umum dan berlandaskan pada prinsip-prinsip pemasaran. 3. Riset Buat kamu yang suka kegiatan riset dan analisis, prodi Ilmu Komunikasi bisa jadi pilihan. Kamu bisa akan belajar tentang riset gabungan antara soft skill dan hard skill seperti pengetahuan dan teori riset, pengolahan data serta keterampilan menganalisa dan bersikap kritis. 4. Manajemen Kemampuan manajemen akan dipelajari di prodi Ilmu Komunikasi. Well, semua prodi di kampus pastinya belajar tentang manajemen. Umumnya, manajemen yang dipelajari adalah mengatur waktu dan mengoordinasikan berbagai hal agar bisa efektif dan efisien.
Apakah kamu ingat nasihat yang sering dikatakan orang tua? Di mana dikatakan kita tidak belajar untuk sekolah, namun belajar untuk hidup kita sendiri. Begitu ijazah sekolah telah didapat, banyak yang mengira bahwa pembelajaran akhirnya akan berakhir, padahal belajar tidak hanya di bangku sekolah saja. Pembelajaran sepanjang hidup sangat berharga untuk pengembangan pribadi, agar dapat menghadapi perubahan sosial dan tantangan baru yang kelak akan kita hadapi dalam menjalani hidup ini. Berikut lima alasan mengapa kita sebagai manusia wajib menuntut ilmu, baik secara formal maupun non formal, di bangku sekolah maupun di bangku kehidupan. 5 Alasan Mengapa Kita Wajib Menuntut Ilmu 1. Mampu Mengikuti Dunia yang Berubah dengan Cepat Digitalisasi adalah faktor utama dalam perubahan cepat dalam masyarakat kita. Dalam dunia bisnis, kamu sudah melihat misalnya mobil yang dapat mengemudi sendiri, kecerdasan buatan, dan bahkan sekarang ini Tesla baru saja mengeluarkan mobil yang bisa secara digital berganti warna. Perkembangan yang bahkan tidak terbayangkan beberapa tahun lalu dan digitalisasi telah merubah cara hidup kita. Mau tidak mau kita harus mengikuti tuntutan ini jika tidak mau habis tergerus perkembangan zaman. Dengan terus belajar dan menuntut ilmu, kamu akan mampu menghadapi berbagai masalah kompleks yang mungkin akan hadir dalam hidupmu. 2. Pendidikan Adalah Investasi Terbaik di Masa Tua Ketika kamu sudah memasuki usia senja, selain jaminan finansial juga ada aspek lain yang kamu berikan untuk hidupmu dengan pengetahuan. Dengan memiliki pengetahuan, kamu bisa mempunyai pilihan menerapkan gaya hidup yang akan berguna ketika kamu berusia 70 atau 80 tahun. Menuntut ilmu di masa muda sama dengan berinvestasi dalam sumber daya mental dan fisik di masa tua. 3. Dapat Mengembangkan Pribadi yang Lebih Baik Ketika kamu belajar, kamu keluar dari zona nyaman kamu sendiri. Kamu juga belajar untuk mengendalikan ego serta mengakui kalau kamu tidak mengetahui sesuatu, dan karena itu kamu belajar tentang kehidupan. Termasuk ketika kamu memilih menuntut ilmu ketika usia sudah tidak lagi muda, kamu mungkin harus menganggarkan biaya pendidikan, dan bahkan mengatur ulang jadwal harian kamu. Keputusan-keputusan seperti inilah yang akan berdampak pada pengalaman menghadapi situasi baru dan menemukan solusi untuk setiap tantangan, dan hal ini baik untuk mengembangkan diri kamu. 4. Punya Kesempatan yang Lebih Tinggi di Tempat Kerja Jika kamu melamar pekerjaan baru atau posisi yang lebih tinggi, kamu mungkin memiliki peluang lebih baik untuk mendapatkan pekerjaan dengan pengetahuan teknis yang kamu miliki daripada pelamar lain yang berpendidikan lebih rendah dari kamu, bahkan seringkali kamu mendapatkan gaji yang lebih baik karena kualifikasi yang kamu miliki. Melanjutkan pendidikan ketika kamu sudah bekerja pun menunjukan kalau kamu termotivasi untuk berkembang lebih jauh dan tidak hanya ingin tetap pada tingkat pengetahuan yang kamu miliki sekarang. Perusahaan akan melihat ini sebagai seseorang yang selalu terbuka dengan tantangan baru, sehingga kemungkinan kamu untuk mendapatkan promosi pun lebih besar lagi. 5. Networking yang Tumbuh dan Berkembang Bagi beberapa orang, networking adalah sesuatu yang tidak terlepas dari kehidupan, mereka suka bergaul dan membangun relasi. Bagi sebagian yang lain, networking lebih merupakan kebutuhan, karena hal ini bisa saja membuka pintu baru, kesempatan baru, bahkan bantuan untuk meniti tangga karir. Begitu pula ketika kamu melanjutkan pendidikan atau mengambil kursus, maka tidak dapat dihindari kalau networking kamu juga akan tumbuh dengan sendirinya. Manfaatkan situasi ini sebaik-baiknya untuk berbicara dengan teman sekelas atau peserta pelatihan lain. Keuntungan lainnya adalah karena kesamaan yang kamu miliki dengan teman lain untuk mempelajari sesuatu yang baru, maka kamu akan termotivasi dengan lingkungan yang aktif serta dari motivasi peserta lain. Ilmu Menjadikan Kamu dalam Versi yang Lebih Baik Tempat yang senantiasa terus memberikan kita pelajaran adalah kehidupan. Beberapa orang harus terbentur dahulu, lalu jatuh baru kemudian mau belajar, dan terkadang bahkan harus kehilangan segalanya, baru kemudian mau berubah. Proses menuntut ilmu ini sepanjang usia kita. Kita akan terus belajar dan dalam proses belajar itu kita punya pilihan untuk menjadi versi yang terbaik dari diri kita. Di dalam buku Better Me Sebuah Seni untuk Menjadi Versi Terbaik Diri Sendiri memberikan motivasi untuk selalu lakukan saja yang terbaik dan menikmati prosesnya. Apapun hasil yang kita peroleh, kita harus berlapang dada dan tidak pernah berhenti berusaha. Kalau kamu sedang membutuhkan buku untuk memberikan motivasi yang relevan dengan kondisi sekarang, kamu bisa membeli buku Better Me Sebuah Seni untuk Menjadi Versi Terbaik Diri Sendiri di atau di toko buku Gramedia terdekat di kotamu. Selain itu, ada gratis voucher diskon yang bisa kamu gunakan tanpa minimal pembelian. Yuk, langsung klik di sini untuk ambil vouchernya. promo diskon Selamat menuntut ilmu!
Buletin At-Tauhid edisi 34 Tahun XI Salah satu fenomena yang cukup memprihatinkan pada zaman kita saat ini adalah rendahnya semangat dan motivasi untuk menuntut ilmu agama. Ilmu agama seakan menjadi suatu hal yang remeh dan terpinggirkan bagi mayoritas kaum muslimin. Berbeda halnya dengan semangat untuk mencari ilmu dunia. Seseorang bisa jadi mengorbankan apa saja untuk meraihnya. Kita begitu bersabar menempuh pendidikan mulai dari awal di sekolah dasar hingga puncaknya di perguruan tinggi demi mencari pekerjaan dan penghidupan yang layak. Mayoritas umur, waktu dan harta kita, dihabiskan untuk menuntut ilmu dunia di bangku sekolah. Bagi yang menuntut ilmu sampai ke luar negeri, mereka mengorbankan segala-galanya demi meraih ilmu dunia jauh dari keluarga, jauh dari kampung halaman, dan sebagainya. Lalu, bagaimana dengan ilmu agama? Terlintas dalam benak kita untuk serius mempelajarinya pun mungkin tidak. Apalagi sampai mengorbankan waktu, harta dan tenaga untuk meraihnya. Tulisan ini kami maksudkan untuk mengingatkan diri kami pribadi dan para pembaca bahwa menuntut ilmu agama adalah kewajiban yang melekat atas setiap diri kita, apa pun latar belakang profesi dan pekerjaan kita. Kewajiban Menuntut Ilmu Agama Sebagian di antara kita mungkin menganggap bahwa hukum menuntut ilmu agama sekedar sunnah saja, yang diberi pahala bagi yang melakukannya dan tidak berdosa bagi siapa saja yang meninggalkannya. Padahal, terdapat beberapa kondisi di mana hukum menuntut ilmu agama adalah wajib atas setiap muslim fardhu ain sehingga berdosalah setiap orang yang meninggalkannya. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, ”Menuntut ilmu itu wajib atas setiap muslim”. HR. Ibnu Majah, shahih. Dalam hadits ini, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dengan tegas menyatakan bahwa menuntut ilmu itu hukumnya wajib atas setiap muslim, bukan bagi sebagian orang muslim saja. Lalu, “ilmu” apakah yang dimaksud dalam hadits ini? Penting untuk diketahui bahwa ketika Allah Ta’ala atau Rasul-Nya Muhammad shallallahu alaihi wa sallam menyebutkan kata “ilmu” saja dalam Al Qur’an atau As-Sunnah Hadits, maka ilmu yang dimaksud adalah ilmu syar’i ilmu agama, termasuk kata “ilmu” yang terdapat dalam hadits di atas. Sebagai contoh, berkaitan dengan firman Allah Ta’ala yang artinya, “Dan katakanlah,Wahai Rabb-ku, tambahkanlah kepadaku ilmu’“. QS. Thaaha [20] 114. Maka Ibnu Hajar Al-Asqalani rahimahullah berkata, “Firman Allah Ta’ala yang artinya,’Wahai Rabb-ku, tambahkanlah kepadaku ilmu’ mengandung dalil yang tegas tentang keutamaan ilmu. Karena sesungguhnya Allah Ta’ala tidaklah memerintahkan Nabi-Nya shallallahu alaihi wa sallam untuk meminta tambahan sesuatu kecuali tambahan ilmu. Adapun yang dimaksud dengan kata ilmu di sini adalah ilmu syar’i. Yaitu ilmu yang akan menjadikan seorang mukallaf mengetahui kewajibannya berupa masalah-masalah ibadah dan muamalah, juga ilmu tentang Allah dan sifat-sifat-Nya, hak apa saja yang harus dia tunaikan dalam beribadah kepada-Nya, dan mensucikan-Nya dari berbagai kekurangan”. Fathul Baari. Dari penjelasan Ibnu Hajar rahimahullah di atas, jelaslah bawa ketika hanya disebutkan kata “ilmu” saja, maka yang dimaksud adalah ilmu syar’i. Oleh karena itu, merupakan sebuah kesalahan sebagian orang yang membawakan dalil-dalil tentang kewajiban dan keutamaan menuntut ilmu dari Al Qur’an dan As-Sunnah, namun yang mereka maksud adalah untuk memotivasi belajar ilmu duniawi. Meskipun demikian, bukan berarti kita mengingkari manfaat belajar ilmu duniawi. Karena hukum mempelajari ilmu duniawi itu tergantung pada tujuannya. Apabila digunakan dalam kebaikan, maka baik. Dan apabila digunakan dalam kejelekan, maka jelek. Lihat Kitaabul Ilmi. Ilmu Apa Saja yang Wajib Kita Pelajari? Setelah kita mengetahui bahwa hukum menuntut ilmu agama adalah wajib, maka apakah kita wajib mempelajari semua cabang ilmu dalam agama? Tidaklah demikian. Kita tidak diwajibkan untuk mempelajari semua cabang dalam ilmu agama, seperti ilmu jarh wa ta’dil sehingga kita mengetahui mana riwayat hadits yang bisa diterima dan mana yang tidak. Demikian pula, kita tidak diwajibkan untuk mempelajari rincian setiap pendapat dan perselisihan ulama di bidang ilmu fiqh. Meskipun bisa jadi ilmu semacam itu wajib dipelajari sebagian orang fardhu kifayah, yaitu para ulama yang Allah Ta’ala berikan kemampuan dan kecerdasan untuk mempelajarinya demi menjaga kemurnian agama. Sebagaimana yang diisyaratkan oleh Ibnu Hajar rahimahullah di atas, kita “hanya” wajib mempelajari sebagian dari ilmu agama, yaitu ilmu yang berkaitan dengan ibadah dan muamalah, sehingga kita dapat beribadah kepada Allah Ta’ala dengan benar. Kita juga wajib mempelajari ilmu tentang aqidah dan tauhid, sehingga kita menjadi seorang muslim yang beraqidah dan mentauhidkan Allah Ta’ala dengan benar dan selamat dari hal-hal yang merusak aqidah kita atau bahkan membatalkan keislaman kita. Ibnul Qoyyim rahimahullah telah menjelaskan ilmu apa saja yang wajib dipelajari oleh setiap muslim. Artinya, tidak boleh ada seorang muslim pun yang tidak mempelajarinya. Ilmu tersebut di antaranya Pertama, ilmu tentang pokok-pokok keimanan, yaitu keimanan kepada Allah Ta’ala, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari akhir. Ke dua, ilmu tentang syariat-syariat Islam Di antara yang wajib adalah ilmu tentang hal-hal yang khusus dilakukan sebagai seorang hamba seperti ilmu tentang wudhu, shalat, puasa, haji, zakat. Kita wajib untuk mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan ibadah-ibadah tersebut, misalnya tentang syarat, rukun dan pembatalnya. Ke tiga, ilmu tentang lima hal yang diharamkan yang disepakati oleh para Rasul dan syariat sebelumnya Kelima hal ini disebutkan dalam firman Allah Ta’ala, yang artinya “Katakanlah,’Tuhanku hanya mengharamkan perbuatan yang keji, baik yang tampak maupun yang tersembunyi, dan perbuatan dosa, melanggar hak manusia tanpa alasan yang benar, mengharamkan mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah tidak menurunkan hujjah untuk itu dan mengharamkan mengada-adakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui’”. QS. Al-A’raf [7] 33 Kelima hal ini adalah haram atas setiap orang pada setiap keadaan. Maka wajib bagi kita untuk mempelajari larangan-larangan Allah Ta’ala, seperti haramnya zina, riba, minum khamr, dan sebagainya, sehingga kita tidak melanggar larangan-larangan tersebut karena kebodohan kita. Ke empat, ilmu yang berkaitan dengan interaksi yang terjadi antara seseorang dengan orang lain secara khusus misalnya istri, anak, dan keluarga dekatnya atau dengan orang lain secara umum. Ilmu yang wajib menurut jenis yang ke empat ini berbeda-beda sesuai dengan perbedaan keadaan dan kedudukan seseorang. Misalnya, seorang pedagang wajib mempelajari hukum-hukum yang berkaitan dengan perdagangan atau transaksi jual-beli. Ilmu yang ke empat ini berbeda-beda sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masing-masing. Lihat Miftaah Daaris Sa’aadah. Dari penjelasan Ibnul Qoyyim rahimahullah di atas, jelaslah bahwa apa pun latar belakang pekerjaan dan profesi kita, wajib bagi kita untuk mempelajari ilmu-ilmu tersebut di atas. Menuntut ilmu agama tidak hanya diwajibkan kepada ustadz atau ulama. Demikian pula kewajiban berdakwah dan memberikan nasihat kepada kebaikan, tidak hanya dikhususkan bagi para ustadz atau para da’i. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Demi Allah, jika Allah memberikan petunjuk kepada satu orang saja melalui perantaraanmu, itu lebih baik bagimu dibandingkan dengan unta merah yaitu unta yang paling bagus dan paling mahal, pen.”. HR. Bukhari dan Muslim. Dan tidak diragukan lagi, bahwa untuk berdakwah sangat membutuhkan dan harus disertai dengan ilmu. Bisa jadi, karena kondisi sebagian orang, mereka tidak terjangkau oleh dakwah para ustadz. Sebagai contoh, betapa banyak saudara kita yang terbaring di rumah sakit dan mereka meninggalkan kewajiban shalat? Di sinilah peran penting tenaga kesehatan, baik itu dokter, perawat, atau ahli gizi yang merawat mereka, untuk menasihati dan mengajarkan cara bersuci dan shalat ketika sakit. Demikian pula seseorang yang berprofesi sebagai sopir, hendaknya mengingatkan penumpangnya misalnya untuk tetap menunaikan shalat meskipun di perjalanan. Tentu saja, semua itu membutuhkan bekal ilmu agama yang memadai. Terahir, jangan sampai kita menjadi orang yang sangat pandai tentang seluk-beluk ilmu dunia dengan segala permasalahannya, namun lalai terhadap ilmu agama. Hendaknya kita merenungkan firman Allah Ta’ala yang artinya, “Mereka hanya mengetahui yang lahir saja dari kehidupan dunia, sedangkan mereka lalai tentang kehidupan akhirat”. QS. Ar-Ruum [30] 7 Penulis dr. M. Saifudin Hakim, MSc. Alumni Ma’had Al Ilmi Yogyakarta Ziyadah Ancaman Jika Sengaja Menunda Ibadah Haji Padahal Mampu Ajaib memang, ibadah haji bisa dilaksanakan bagi mereka yg mendapat taufik dan memiliki keikhlasan. Ada yang punya harta, tetapi tidak punya waktu dan kesehatan tubuh. Ada yang sehat dan punya waktu tetapi tidak punya harta. Ada yang punya waktu, uang dan kesehatan tetapi tidak segera menunaikan haji, baik karena menunda-nunda atau atau tidak ada keinginan sama sekali. Ancaman jika sengaja menunda ibadah haji padahal mampu Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah Azaa wa jalla berfirman artinya, “Sesungguhnya seorang hamba telah Aku sehatkan badannya, Aku luaskan rezekinya, tetapi berlalu dari lima tahun dan dia tidak menghandiri undangan-Ku naik haji, karena yang berhaji disebut tamu Allah, pent, maka sungguh dia orang yang benar-benar terhalangi dari kebaikan” HR. Ibnu Hibban, shahih. Umar bin Khattab radhiallahu anhu berkata, “Sesungguhnya saya berkeinginan bisa mengutus sekelompok orang ke daerah-daerah. Mereka mencari orang yang punya kemampuan tetapi tidak pergi haji, menjatuhkan jizyah upeti kpeada mereka. Mereka yang semacam ini bukanlah muslim, mereka bukanlah muslim.” HR. Said bin Mashur, shahih. Dalam riwayat yang lain, “Hendaknya mereka mati dalam keadaan yahudi atau nashrani –dikatakan tiga kali- seorang yang mati kemudian sengaja tidak berhaji, padahal ia mendapat keluasan rezeki dan kemudahan jalan.” HR. Baihaqi, shahih. Bersegeralah menunaikan ibadah haji dan Umrah Ibadah haji dan umrah diperintahkan agar segera ditunaikan. Bagaimana tidak, ibadah haji adalah salah satu rukun Islam. Yang namanya rukun, merupakan pendiri tegaknya sesuatu yang dibangun diatasnya. Dari Ibnu Umar Radhiyallahu anhuma, dia berkata Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda “Islam dibangun di atas lima tonggak Syahadat Laa ilaaha illa Allah dan syahadat Muhammad Rasulullah, menegakkan shalat, membayar zakat, hajji, dan puasa Ramadhan”. HR Bukhari. Maka sudah selayaknya bersegara dan berkeinginan kuat menunaikan ibadah haji dan umrah. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Bersegeralah kalian berhaji-yaitu haji yang wajib-karena salah seorang diantara kalian tidak tahu apa yang akan menimpanya” hasan. Beliau juga bersabda, “Barangsiapa yang ingin pergi haji maka hendaklah ia bersegera, karena sesungguhnya kadang datang penyakit, atau kadang hilang hewan tunggangan atau terkadang ada keperluan lain mendesak”. HR. Ibnu Majah, hasan. Demikian semoga bermanfaat Penulis dr. Raehanul Bahraen Alumni Ma’had Al Ilmi Yogyakarta Artikel
ilmu apa saja yang wajib kita pelajari